Moskow bagaikan rumah kedua bagiku, disini
sudah 10 tahun aku habiskan umurku bersatu dengan kota ini. Disini lah aku
bernafas, disnilah aku mencari makan, disinilah aku mendapatkan Cinta.
Aku adalah salah satu founder perusahaan
ROBOT “ENGKUS ROBOTIC” yang berkosentrasi pada bagian sparepart robot produksi,
Hari ini 17/12/2030 di Moskow sedang musim dingin dan jalanan tertutup salju yang di akibatkan oleh badai salju semalam. Akhirnya niat untuk pergi makan diluar sirna sudah, tapi tak apa masakan istri jauh lebih enak hehe. Kami tinggal disebuah rumah yang sederhana mempunyai 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi. Rumahku terdiri dari dua lantai yang mana lantai duanya hanya ada satu ruangan dan sisanya aku ratakan dan aku jadikan sebagai tempat untuk melihat bintang atau sekedar bercengkrama dengan anggota keluarga atau teman teman,
Aroma sup ayam menggelitik hidung, membuat
perut menjadi berbunyi kruukk kruukk. Memang, sup ayam buatan istriku ini
adalah sup ayam paling enak menurutku dan anak anakku. Katanya sup ini adalah sup
warisan almarhumah Ibu nya, istriku ini mempunyai Ibu asli Indonesia dan Ayah
yang asli Rusia, dan dia sudah tinggal di Rusia sejak umur 15 Tahun,. Aku
bertemu dengan dia ketika waktu itu aku menonton konser band rock Avenged
sevenfold di Jakarta pada tahun 2015, pada waktu itu aku dikenalkan oleh salah
seorang teman, setalah itu kami tidak pernah bertemu lagi karena dia harus kemBali
ke Rusia. Pada saat aku tinggal di Rusia barulah aku mulai mencari di Facebook,
setelah kami jalan beberapa kali dan ada kecocokan barulah kami memutuskan
untuk menikah. Aku mempunyai 2 orang anak Rendi dan Ratna.
Anaku yang paling besar Rendi membawa sebuah
album berisikan poto-poto dulu sewaktu aku masih menimba ilmu di salah satu
kampus di Jakarta, namanya Esa Unggul. Rendi berkata kepadaku “Pah ini siapa ?”
sambil menunjukan sebuah poto berisi beberapa orang perempuan dan laki laki
yang sedang tersenyum. Terasa seperti jantungku berdetak kencang, aliran darahku
mengalir dengan sangat cepat, pikirnaku terbang ke masa dimana aku menimba ilmu
yaitu pada tahun 2016.
Pada tahun itu adalah tahun dimana aku
memulai mengejar cita cita, aku tercatat sebagai mahasiswa kelas karyawan atau
yang kuliahnya sore hari atau malam hari dihari tertentu, tetapi dikarenakan
jadwal pekerjaanku yang tidak menentu atau ada system shift sehingga aku harus
mengikuti beberapa mata kuliah di kelas siang atau regular. Di kelas ini lah
aku bertemu dengan teman teman yang sejalan dengan aku, diantaranya : Dadari, Uwi,
Ria, Avi, Badrun, Ibro, sejalan dalam artian yang mempunyai sifat yang sama
anehnya dengan aku, walaupun banyak orang yang menganggap kami itu aneh tapi
kami senang sekali menjalani hari hari sebagai mahasiswa. Ada cerita yang
sangat menarik yaitu ketika 4 orang perempuan tersebut suka kepada seorang
lelaki yang sangat tampan sekali yaitu Bang Muin tukang ojek di depan kampus.
Usia Bang Muin kira-kira 30 tahun pada waktu itu, tetapi dengan wajah blasteran
Eropa, dia terlihat sangat keren sekali. Karena hobi Bang Muin yang tebar
pesona dan akhirnya mereka pun terpincut
semua yang mengakibatkan adanya persaingan dan berujung pada saling diem dieman
ketika kami nongkrong bareng sudah jarang sekali ngobrol, aku pusing dibuatnya.
Akhirnya aku mencari tahu tentang Bang Muin itu dan alangkah terkejutnya aku
ketika mengetahui bahwa Bang Muin itu telah mempunyai 3 Istri, setelah aku
menjelaskan tentang hal ini kepada teman teman kami pun sepakat untung melempar
Bang Muin dengan telur busuk ramai ramai.
Hari demi Hari kami lalui dengan riang
gembira, walapun memang aku tidak ketemu setiap hari dikarenakan aku juga ada
kelas sore, tapi setidaknya kami ketemu 2 hari seminggu atau kami kumpul setiap
hari minggu.
Suatu hari aku berhadapan dengan masalah
yang memang sulit untuk jalan keluarnya, aku mempunyai jadwal kuliah yang
memang tidak bisa aku ikuti dikarenakan aku bekerja, aku coba adukan kepada
bagian terkait tetapi memang tidak bisa diganti jadwalnya, aku agak kecewa
soalnya disaat aku ingin belajar dengan sungguh sungguh tetapi berhadapan
dengan masalah yang seperti ini, yang memang menurut aku susah untuk jalan
keluarnya soalnya pekerjaan ini lah yang membiayai kuliahku.
Tak mau ambil pusing karena bisa mengulang
di tahun berikutnya, akhirnya seperti biasa aku pergi ke kantin memesan kopi,
nasi goreng dan beberapa batang rokok, aku tak mau larut dalam kesediahanku
karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Beberapa saat kemudian datanglah seorang
pria yang kira kira seumuran dengan aku, dia memohon untuk dipinjamkan uang
dikarenakan keluarganya mengalami musibah dan harus segera pulang, waktu itu
dia menyebutkan bahwa Ibunya sedang sakit keras dan ingin bertemu dengannya,
pada saat itu dia membutuhkan uang sebesar 2 juta untuk ongkos pulang ke Bali,
dan memang pada saat itu aku tidak sedang memegang uang yang bisa aku gunakan
ada juga uang untuk bayaran, aku bimbang disana takutnya bahwa dia hanya
seorang penipu tapi disisi lain aku takut bahwa kejadiannya memang benar
adanya, tanpa pikir panjang akhirnya aku memberikan uang sejumlah 2 juta
setelah aku ambil di ATM, dia memperkenalkan diri, namanya adalah Ferdi dari
F-Ekonomi, dia berjanji untuk mengemBalikannya secepatnya dan tak lupa dia
menanyakan namaku dan bagaiaman cara dia mengemBalikan uangya.
Uang pun berpindah tangan walaupun ada
keraguan tersirat dalam dada, akhirnya aku pulang ke kostan sambil bertanya
dalam diri takut aku itu sebenarnya kena tipu. Hari berganti hari tiba saatnya
aku untuk membayar cicilan bulanan tetapi memang Ferdi belum mengemBalikan
uangnya, aku coba untuk menghubungi nomor Hp nya tetapi nomornya tidak aktif,
dari sana aku berpikir bahwa aku sudah ditipu, aku bingung soalnya kalau
misalkan aku belum bayar aku tidak bisa mengikuti UTS, akhirnya aku menelpon
ayah dan menceritakan tentang apa yang terjadi sambil marah marah, ayah Cuma bilang
“Menolong lah dengan ikhlas, walaupun orang yang kita tolong itu akan berBalik
menyakiti kita di lain waktu, tetapi pada saat kita menolong harus ikhlas dan
tak berharap akan imbalan” dari sana aku beradu argument bahwa aku tak
sependapat dengan perkataan ayah. Akhirnya aku menggadaikan BPKB motor aku
untuk membayar cicilan.
SIngkat cerita hari berganti hari bulan
berganti bulan dan tahun berganti tahun, aku perlahan melupakan kejadian ini,
aku simpan sebagai pengingat dan juga
belajar untuk mengikhlaskan.
Aku wisuda pada tahun 2020 bulan November
tanggal 12 dengan hasil yang lumayan tidak mengecewakan hehe.
Hari itu adalah hari yang teramat sangat
mengharukan buat aku karena akhirnya perjuangan aku selama 4 tahun menuntut
ilmu terbayar sudah.
Masalah muncul karena aku berfikir bahwa
sarjana itu akan gampang mendapatkan kerja sehingga aku keluar dari pekerjaan,
dan memang mencari kerja pada saat itu tidak segampang memBalikan telapak
tangan. Kira kira 1 tahun sudah aku menganggur tanpa ada pekerjaan tetap, tabungan
sudah menipis dan terbayang bahwa jika tetap seperti ini agak lama aku akan
menjadi gelandangan hehe.
Aku ingat hari itu 5 Januari 2022 seorang
tetangga memberitahu ku bahwa ada orang yang mencari, setelah aku temui dan dia
menjelaskan ternyata dia adalah Ferdi yang meminjam uang beberapa tahun yang
lalu.
Dia menjelaskan bahwa setelah dia tiba di Bali
pada saat ibunya sakit, besoknya mereka langsung terbang ke Singapura untuk
pengobatan Ibunya. Setelah ibunya sembuh, Ferdi tidak ke Bali ke Indonesia
tetapi tinggal bersama Ayahnya di Moskow. Dia mencoba untuk menghubungi aku
tetapi katanya nomor aku tidak aktif, dan baru aku sadar bahwa Hp aku pernah
ada yang mencuri.
Kami bercerita tentang segala sesuatu, dari
mulai masa kuliah, dan pekerjaan. Disaat menyinggung pekerjaan Ferdi menawarkan
aku untuk bergabung dalam perusahaan robot, sebenarnya aku tidak yakin bahwa
aku bisa melakukannya, tetapi karena dia terus meyakinkan akhirnya aku pun
setuju, dia berkata “semua kesuksean ku adalah pertolongan mu pada waktu itu”
aku bertanya maksudnya apa dia berkata “kalau
misalkan aku tidak menolongnya mungkin jalannya tidak seperti ini” aku jadi
ingat pepatah ayah waktu itu yang mana menolong harus ikhlas dan mungkin memang
ini buah dari Ikhlas.
Sekarang aku adalah seorang co-founder dari
perusahaan “Engkus Robotic” yang mempunya omset Miliaran dollar. Dan teman
teman ku sekarang sudah menikah dan mempunyai anak, mereka semua membuat sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang e-commerce.
Tulisan ini adalah khayalan semata, dan juga sebagai tugas Motivasi Usaha Bpk.Andi
Terima Kasih
Indra lesmana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar