Jumat, 23 September 2016

Ikhlas dalam menolong

Moskow bagaikan rumah kedua bagiku, disini sudah 10 tahun aku habiskan umurku bersatu dengan kota ini. Disini lah aku bernafas, disnilah aku mencari makan, disinilah aku mendapatkan Cinta.
Aku adalah salah satu founder perusahaan ROBOT “ENGKUS ROBOTIC” yang berkosentrasi pada bagian sparepart robot produksi,

Hari ini 17/12/2030  di Moskow sedang musim dingin dan jalanan tertutup salju yang di akibatkan oleh badai salju semalam. Akhirnya niat untuk pergi makan diluar sirna sudah, tapi tak apa masakan istri jauh lebih enak hehe. Kami tinggal disebuah rumah yang sederhana mempunyai 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi. Rumahku terdiri dari dua lantai yang mana lantai duanya hanya ada satu ruangan dan sisanya aku ratakan dan aku jadikan sebagai tempat untuk melihat bintang atau sekedar bercengkrama dengan anggota keluarga atau teman teman,
Aroma sup ayam menggelitik hidung, membuat perut menjadi berbunyi kruukk kruukk. Memang, sup ayam buatan istriku ini adalah sup ayam paling enak menurutku dan anak anakku. Katanya sup ini adalah sup warisan almarhumah Ibu nya, istriku ini mempunyai Ibu asli Indonesia dan Ayah yang asli Rusia, dan dia sudah tinggal di Rusia sejak umur 15 Tahun,. Aku bertemu dengan dia ketika waktu itu aku menonton konser band rock Avenged sevenfold di Jakarta pada tahun 2015, pada waktu itu aku dikenalkan oleh salah seorang teman, setalah itu kami tidak pernah bertemu lagi karena dia harus kemBali ke Rusia. Pada saat aku tinggal di Rusia barulah aku mulai mencari di Facebook, setelah kami jalan beberapa kali dan ada kecocokan barulah kami memutuskan untuk menikah. Aku mempunyai 2 orang anak Rendi dan Ratna.
Anaku yang paling besar Rendi membawa sebuah album berisikan poto-poto dulu sewaktu aku masih menimba ilmu di salah satu kampus di Jakarta, namanya Esa Unggul. Rendi berkata kepadaku “Pah ini siapa ?” sambil menunjukan sebuah poto berisi beberapa orang perempuan dan laki laki yang sedang tersenyum. Terasa seperti   jantungku berdetak kencang, aliran darahku mengalir dengan sangat cepat, pikirnaku terbang ke masa dimana aku menimba ilmu yaitu pada tahun 2016.
Pada tahun itu adalah tahun dimana aku memulai mengejar cita cita, aku tercatat sebagai mahasiswa kelas karyawan atau yang kuliahnya sore hari atau malam hari dihari tertentu, tetapi dikarenakan jadwal pekerjaanku yang tidak menentu atau ada system shift sehingga aku harus mengikuti beberapa mata kuliah di kelas siang atau regular. Di kelas ini lah aku bertemu dengan teman teman yang sejalan dengan aku, diantaranya : Dadari, Uwi, Ria, Avi, Badrun, Ibro, sejalan dalam artian yang mempunyai sifat yang sama anehnya dengan aku, walaupun banyak orang yang menganggap kami itu aneh tapi kami senang sekali menjalani hari hari sebagai mahasiswa. Ada cerita yang sangat menarik yaitu ketika 4 orang perempuan tersebut suka kepada seorang lelaki yang sangat tampan sekali yaitu Bang Muin tukang ojek di depan kampus. Usia Bang Muin kira-kira 30 tahun pada waktu itu, tetapi dengan wajah blasteran Eropa, dia terlihat sangat keren sekali. Karena hobi Bang Muin yang tebar pesona dan akhirnya mereka  pun terpincut semua yang mengakibatkan adanya persaingan dan berujung pada saling diem dieman ketika kami nongkrong bareng sudah jarang sekali ngobrol, aku pusing dibuatnya. Akhirnya aku mencari tahu tentang Bang Muin itu dan alangkah terkejutnya aku ketika mengetahui bahwa Bang Muin itu telah mempunyai 3 Istri, setelah aku menjelaskan tentang hal ini kepada teman teman kami pun sepakat untung melempar Bang Muin dengan telur busuk ramai ramai.
Hari demi Hari kami lalui dengan riang gembira, walapun memang aku tidak ketemu setiap hari dikarenakan aku juga ada kelas sore, tapi setidaknya kami ketemu 2 hari seminggu atau kami kumpul setiap hari minggu.
Suatu hari aku berhadapan dengan masalah yang memang sulit untuk jalan keluarnya, aku mempunyai jadwal kuliah yang memang tidak bisa aku ikuti dikarenakan aku bekerja, aku coba adukan kepada bagian terkait tetapi memang tidak bisa diganti jadwalnya, aku agak kecewa soalnya disaat aku ingin belajar dengan sungguh sungguh tetapi berhadapan dengan masalah yang seperti ini, yang memang menurut aku susah untuk jalan keluarnya soalnya pekerjaan ini lah yang membiayai kuliahku.
Tak mau ambil pusing karena bisa mengulang di tahun berikutnya, akhirnya seperti biasa aku pergi ke kantin memesan kopi, nasi goreng dan beberapa batang rokok, aku tak mau larut dalam kesediahanku karena setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Beberapa saat kemudian datanglah seorang pria yang kira kira seumuran dengan aku, dia memohon untuk dipinjamkan uang dikarenakan keluarganya mengalami musibah dan harus segera pulang, waktu itu dia menyebutkan bahwa Ibunya sedang sakit keras dan ingin bertemu dengannya, pada saat itu dia membutuhkan uang sebesar 2 juta untuk ongkos pulang ke Bali, dan memang pada saat itu aku tidak sedang memegang uang yang bisa aku gunakan ada juga uang untuk bayaran, aku bimbang disana takutnya bahwa dia hanya seorang penipu tapi disisi lain aku takut bahwa kejadiannya memang benar adanya, tanpa pikir panjang akhirnya aku memberikan uang sejumlah 2 juta setelah aku ambil di ATM, dia memperkenalkan diri, namanya adalah Ferdi dari F-Ekonomi, dia berjanji untuk mengemBalikannya secepatnya dan tak lupa dia menanyakan namaku dan bagaiaman cara dia mengemBalikan uangya.
Uang pun berpindah tangan walaupun ada keraguan tersirat dalam dada, akhirnya aku pulang ke kostan sambil bertanya dalam diri takut aku itu sebenarnya kena tipu. Hari berganti hari tiba saatnya aku untuk membayar cicilan bulanan tetapi memang Ferdi belum mengemBalikan uangnya, aku coba untuk menghubungi nomor Hp nya tetapi nomornya tidak aktif, dari sana aku berpikir bahwa aku sudah ditipu, aku bingung soalnya kalau misalkan aku belum bayar aku tidak bisa mengikuti UTS, akhirnya aku menelpon ayah dan menceritakan tentang apa yang terjadi sambil marah marah, ayah Cuma bilang “Menolong lah dengan ikhlas, walaupun orang yang kita tolong itu akan berBalik menyakiti kita di lain waktu, tetapi pada saat kita menolong harus ikhlas dan tak berharap akan imbalan” dari sana aku beradu argument bahwa aku tak sependapat dengan perkataan ayah. Akhirnya aku menggadaikan BPKB motor aku untuk membayar cicilan.
SIngkat cerita hari berganti hari bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, aku perlahan melupakan kejadian ini, aku simpan sebagai pengingat  dan juga belajar untuk mengikhlaskan.

Aku wisuda pada tahun 2020 bulan November tanggal 12 dengan hasil yang lumayan tidak mengecewakan hehe.
Hari itu adalah hari yang teramat sangat mengharukan buat aku karena akhirnya perjuangan aku selama 4 tahun menuntut ilmu terbayar sudah.
Masalah muncul karena aku berfikir bahwa sarjana itu akan gampang mendapatkan kerja sehingga aku keluar dari pekerjaan, dan memang mencari kerja pada saat itu tidak segampang memBalikan telapak tangan. Kira kira 1 tahun sudah aku menganggur tanpa ada pekerjaan tetap, tabungan sudah menipis dan terbayang bahwa jika tetap seperti ini agak lama aku akan menjadi gelandangan hehe.
Aku ingat hari itu 5 Januari 2022 seorang tetangga memberitahu ku bahwa ada orang yang mencari, setelah aku temui dan dia menjelaskan ternyata dia adalah Ferdi yang meminjam uang beberapa tahun yang lalu.
Dia menjelaskan bahwa setelah dia tiba di Bali pada saat ibunya sakit, besoknya mereka langsung terbang ke Singapura untuk pengobatan Ibunya. Setelah ibunya sembuh, Ferdi tidak ke Bali ke Indonesia tetapi tinggal bersama Ayahnya di Moskow. Dia mencoba untuk menghubungi aku tetapi katanya nomor aku tidak aktif, dan baru aku sadar bahwa Hp aku pernah ada yang mencuri.
Kami bercerita tentang segala sesuatu, dari mulai masa kuliah, dan pekerjaan. Disaat menyinggung pekerjaan Ferdi menawarkan aku untuk bergabung dalam perusahaan robot, sebenarnya aku tidak yakin bahwa aku bisa melakukannya, tetapi karena dia terus meyakinkan akhirnya aku pun setuju, dia berkata “semua kesuksean ku adalah pertolongan mu pada waktu itu” aku bertanya maksudnya apa  dia berkata “kalau misalkan aku tidak menolongnya mungkin jalannya tidak seperti ini” aku jadi ingat pepatah ayah waktu itu yang mana menolong harus ikhlas dan mungkin memang ini buah dari Ikhlas.
Sekarang aku adalah seorang co-founder dari perusahaan “Engkus Robotic” yang mempunya omset Miliaran dollar. Dan teman teman ku sekarang sudah menikah dan mempunyai anak, mereka semua membuat sebuah perusahaan yang bergerak dibidang e-commerce.

Tulisan ini adalah khayalan semata, dan juga sebagai tugas Motivasi Usaha Bpk.Andi

Terima Kasih




Indra lesmana