Aku !! Siapa aku ? pertanyaan yang tak ada jawabannya untuk ku, setiap saat benaku selalu bertanya akan pertanyaan ini, seakan aku tak mempunyai arah dan tujuan untuk menata kehidupanku. Penderitaan seakan tiada akhir tak ada yang mau atau bahkan menatapku dengan wajah penuh senyum terpancar dari wajah mereka yang menandakan mereka menganggapku aku ada. Aku tidak ingin mereka memberi aku uang, makanan yang enak, tempat berlindung yang megah atau bahkan surga. Aku hanya ingin seorang teman yang menerima kehadiranku didunia ini, itu saja !! itu keinginanku !! Tetapi tidak ada yang mau berteman denganku, Mengapa ? apa salahku ? mungkin inilah jawabannya pasti mereka jijik denganku, pasti dimata mereka aku lebih menjijikan dari anjing dan babi yang hina. "Hey Gembel menjauhlah dariku !" ini adalah kata yang sering aku dengar keluar dari mulut mereka yang bersih dan aku sudah terbiasa mendengarnya, di ludahi di tendang di caci maki adalah makanan ku sehari-hari yang mau tidak mau harus aku terima.
Sering terpikir dibenaku bahwa mungkin mati adalah pilihan terbaik yang harus aku pilij yang mungkin tuhan akan lebih membenci jika aku melakukannya, aku sudah tidak tahan, ingin rasanya ku hantamkan tubuhku ke kereta yang melaju kencang, ingin rasanya ku sayat kedua nadi ini hingga aku mati karenanya atau bahkan ku ikat leher ini tapi selalu Tuhan mencegahnya. Tuhan mengapa aku seperti ini ? Cabutlah nyawaku ya Tuhan daripada aku hidup terus seperti ini, apakah Tuhan tak mendengar do'a ku ? apakah sekarang Tuhan juga mulai jijik denganku ? jika memang begitu, kini aku tak mempunyai siapapun untuk mengadu, berbagi kisah sedihku setiap saat , Tuhan kumohon jangn pernah tinggalkan aku.
Ku ingat saat itu malam sabtu tanggal 28 Februari 1999 waktu itu umurku baru 5 tahun, aku adalah anak kecil yang polos dan tak tahu apapun, dimalam itu ibu tiba-tiba teriak dan menangis seakan mengguncangkan langit yang saat itu sedang turun hujan, ternyata ayah meninggal ! yang aku pikir dia hanya tidur dan dia akan bangun lagi, ku ingat waktu itu hanya lima orang yang datang ke rumahku dan membantu proses pemakaman ayah, mungkin yang lainnya terlanjur jijik dan takut mereka tertular penyakit yang ayah derita. Dan mungkin mereka bersyukur atas meninggalnya ayah.
Setahun berlalu setelah meninggalnya ayah, ibu mulai terlihat aneh dia menangis sendiri dan kadang-kadang tertawa sendiri mungkin ini dikarenakan ibu menanggung beban yang sangat berat yang melebihi kemampuannya, penderitaan keluarga kami sangatlah berat, setiap hari orang-orang memaki kami, melempari rumah kami dengan batu dan telur busuk seolah kami ini adalah setan tercela, puncaknya kami di usir paksa dari rumah kami sendiri alasannya rumah ini akan mereka jual sebagai pengganti uang yang pernah kami pinjam kepada mereka sewaktu ayah sakit. Aku menangis melihat ibu, ku yakin ibu pasti hancur hatinya, setelah itu ibu menggendong aku ke suatu tempat yang sama sekali belum pernah aku kesana, ibu memberi aku secarik kertas dan sepotong roti ibu berkata "Nak ibu mau bawa baju yang tertinggal, kamu tunggu disini setelah ibu datang kita makan sama-sama roti ini !" aku hanya mengangguk menandakan aku setuju.Aku tetap setia menunggu ibu, tetapi setelah 10 jam berlalu ibu pun tak kunjung datang, aku tetap berfikir positif bahwa ibu akan kembali lagi, tapi setelah lama aku tunggu ibu tak kunjung kembali, aku menangis ! aku takut ibu akan meninggalkanku dan takan pernah kembali, akhirnya aku berlali mengejarnya ke arah diamana ibu berlalu, ku cari dia. "Ibu ... Ibu ... Ibu...!" teriak anak kecil membelah keheningan malam samapai suaraku rasanya menghilang kucari ibu siang - malam, hujan - panas, rasanya ini terlalu berat bagiku yang waktu itu aku terlalu lemah untuk bertahan.Bila hujan turun, mereka langsung membasahi wajah dan seluruh tubuhku seakan mereka ingin menghapus air mataku dan bilang "jangan menangis nak!" ku berjalan dikeruamunan orang yang tak pernah sedikitpun memperdulikanku, walapun aku adalah seorang anak kecil yang lemah, aku makan dari sisa makanan yang aku bagi dengan Tikus, Anjing dan Kucing yang senasib denganku, bagiku mereka adalah teman yang sebernya. Kucari ibu setiap hari tanpa letih ku rasa ku berjalan mengikuti langkah kakiku mengarah kemanapun dia melangkah walapun sebenanrnya dia sudah tidak ingin menopang tubuhku.
Kini 13 tahun sudah aku mencari ibu yang tak kunjung aku temukan, Hancur Hatiku !Ku ingin kami bisa memakan roti ini bersama seperti yang pernah ibu katakan, mungkin bagiku kini sepotong roti, secarik dan kertas, adalah barang yang paling berharga yang aku punya, yang ini adalah pemberian terakhir ibu.Di tengah keputus asaan ini aku membuka secarik kertas yang dulu ibu pernah berikan kepadaku, aku menangis sembari membaca surat ini, rasanya aku tak ingin hidup lagi.
Surat ini berbunyi:
Untuk anaku sayang, maafkanlah ibu dan bapakmu ini, kami tidak bisa merawat, membesarkanmu dengan penuh kasih sayang, memberimu mainan, bermain bersama seperti keluarga lain, kami memang orang orang tua yang tidak berguna, Nak maafkanlah ibu dan bapakmu ini kami hanya mewariskan kepadamu penderitaan dan penyakit yang amat hina, bukan harta ataupun ilmu. Nak bencilah kami sebenci-bencinya, kutuklah kami, jangan anggap kami orang tuamu nak,tapi ingat nak, jangan pernah membenci Tuhan mu dan orang yang telah membencimu, anaku sayang mungkin ketika kamu membaca surat ini ibu sudah jauh meningalkanmu dan ibu mungkin tidak akan kembali lagi menemui mu, ibu mau menemui ayah di surga dan bilang kepadanya bahwa kamu adalah anak yang berbakti, anaku sayang makanlah roti yang ibu kasih, makanlah semuanya ! tak usah kau menyisakannya ! Anaku sayang, jadilah anak berbakti dan jangn pernah sekali kali meninggalkan Tuhanmu, sekali lagi maafkan ibu dan ayah nak, ibu doakan engkau mendapatkan kebahagiaan kelak. Selamat tinggal mudah-mudahan kita dipertemukan lagi disuatu tempat yang indah.
Ibumu
Aminah
Kumakan roti yang sudah berjamur pemberian ibu yang aku simpan selama 13 tahun lamanya, air mata ini tak henti-hentinya mengalir tak tebendung di wajahku yang dipenuhi dengan tebalnya debu, ya Tuhan seberat inikah cobaan mu? kini harapan yang aku miliki sudah pergi jauh, Ibuuuuuuuuuuuu ...... !! ya Tuhan berilah tempat paling mulia untuk ayah dan ibu disisiMu. Aku ingin kami dapat berkumpul lagi bersama berbagi kasih sayang tanpa pernah lagi terpisahkan oleh kejamnya waktu.
Inilah kisahku yang seorang penderita HIV/AIDS (ODHA) yang dijauhi orang, dan penderitaan yang tak kunjung berakhir, aku mendapatkan penyakit ini dari ayah dan ibuku yang juga sama-sama dihancurkan karenanya. mudah mudahan kisah ini bermanfaat, kini aku akan melanjutkan hidup walaupun badai menerjang !!
JANGAN JAUHI ORANGNYA TAPI JAUHI PENYAKITNYA !!
*kisah ini hanya imajinasi saya saja*
Mang Engkus 20 Tahun Single
Tidak ada komentar:
Posting Komentar